“Buah dari Kesabaran”

Di sebuah desa kecil, hiduplah seorang anak bernama Jauharotur. Ia bukan anak yang pandai sejak awal. Setiap kali ulangan, nilainya sering rendah. Bahkan, teman-temannya kerap mengejek,

“Ngapain belajar terus, Rotur Kamu tetap aja nilainya segitu-segitu!”

Namun Jauharotur tidak mau menyerah. Ia ingat pesan ibunya,

“Nak, ilmu itu seperti menanam pohon. Kau tidak bisa langsung menikmati buahnya. Tapi kalau kau rawat dengan sabar, suatu hari pohon itu akan meneduhkanmu.”

Setiap malam Rafi belajar di bawah lampu redup. Ia menulis, membaca, dan mengulang pelajaran meski matanya mulai berat. Ketika teman-temannya tidur, ia masih membuka buku. Kadang ia lelah, tapi ia terus berusaha.

Tahun demi tahun berlalu. Saat ujian akhir tiba, hasilnya mengejutkan banyak orang — Jauharotur menjadi lulusan terbaik di sekolahnya. Ia mendapat beasiswa untuk melanjutkan kuliah ke kota.

Bertahun-tahun kemudian, Jauharotur kembali ke desanya. Kini ia seorang guru. Anak-anak yang dulu menertawakannya datang belajar kepadanya dengan penuh hormat.

Ia tersenyum dan berkata kepada murid-muridnya,

“Dulu aku juga pernah merasa belajar itu susah. Tapi sekarang aku tahu — setiap kesulitan yang kita hadapi hari ini adalah jalan menuju kebahagiaan di masa depan.”

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *